RESUME PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYUR
MARSHMALLOW
Oleh
Nama : Ernalia Rosita
NRP :
133020175
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui cara pembuatan
marsmallow sebagai diversifikasi pengolahan buah dan untuk memperpanjang umur
simpan.
PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan pada proses pengocokkan
menghasilkan gelembung udara secara cepat dan menyerapnya gelatin sehingga
terbentuk busa yang stabil (aerated
confections).
DIAGRAM
ALIR
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan
Marshmallow
HASIL PENGAMATAN
Tabel
1. Hasil Pengamatan Pembuatan Marshmallow
Keterangan
|
Hasil
Pengamatan
|
Basis
|
400 gram
|
Bahan Utama
|
Gelatin
(15 gram)
Sirup
Jagung (72,8 gram)
|
Bahan Tambahan
|
1.
Air dingin (88,28 gram)
2.
Garam (0,92 gram)
3.
Sukrosa (141 gram)
4.
Bubur buah naga (82 gram)
|
Berat Produk
|
249,8
gram
|
% Produk
|
62,45%
|
Organoleptik
1.
Warna
2.
Rasa
3.
Aroma
4.
Tekstur
5.
Kenampakan
|
Ungu
Muda
Manis
Khas
buah naga
Kenyal
Menarik
|
Gambar Produk
|
(Sumber:
Ernalia Rosita, Meja 3, Kelompok G, 2016)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
pengamatan didapatkan hasil berat produk sebesar 249,8 gram dengan % produk
sebesar 62,45%. Berdasarkan pengamatan sifat organoleptiknya diketahui bahwa
marshmallow memiliki warna ungu muda, rasa manis, aroma khas buah naga, tekstur
kenyal, dan kenampakan menarik.
Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan
marshmallow diantaranya air, gelatin, garam, gula, sirup jagung, dan bubur buah
naga. Bubur buah naga berfungsi sebagai pemberi rasa buah dan warna.
Air berfungsi sebagai pelarut
bahan-bahan lainnya. Air yang berlebihan menyebabkan waktu pemasakan menjadi
lama, sehingga akan menurunkan kualitas dan menyebabkan peningkatan biaya
energi. Air yang terlalu sedikit menyebabkan rekristalisasi dalam waktu singkat.
Kadar air yang rendah memberikan chewing characteristics yang rendah (Meiners
et al., 1984).
Glucose syrup digunakan untuk
mengontrol rekristalisasi larutan gula super jenuh dan memberikan viskositas
pada massa kembang gula. Jika jumlah glukosa yang ditambahkan makin banyak,
maka hasil akhir dari produk akan makin lengket dan liat. Hal ini menyebabkan
boiling temperature harus dikurangi untuk mengontrol tekstur yang liat. Variasi
jenis sirup glukosa yang digunakan dalam membuat marshmallow akan mempengaruhi
viskositas, pembentukan warna, dan kehalusan (firmness) produk. Peningkatan
kadar padatan dalam sirup glukosa akan menyebabkan peningkatan kekenyalan
(stretch properties) pada produk, tetapi juga akan menurunkan daya simpan (Lees
& Jackson, 1973). Glukosa yang sering digunakan dalam pembuatan marshmallow
adalah sirup glukosa DE 42. Kemampuan glukosa sirup DE 42 yaitu dapat
memberikan ‘skin’ pada permukaan luar kembang gula, dimana mampu menghindarkan
penetrasi air ke dalam kembang gula. Komposisi gula dan glukosa ini membentuk
tekstur, kemanisan, body, dan bentuk kembang gula (Meiners et al., 1984).
Gula
pasir berperan sebagai filler atau pengisi dimana gula pasir ini dapat
memberikan tingkat kemanisan yang diperlukan dan mengurangi viskositas atau
kekentalan pada tekstur akhir. Jumlah gula reduksi yang tinggi menyebabkan
kualitas menjadi rendah. Peningkatan jumlah sukrosa akan meningkatkan kekerasan
(toughness) dan menyebabkan graining selama penyimpanan. Selain itu, gula juga
berfungsi untuk menentukan “body” kembang gula tersebut (Meiners et al., 1984).
Gula dan glukosa dilarutkan dalam massa kembang gula dengan menggunakan air.
Dengan meningkatnya suhu maka kelarutan gula juga akan meningkat yang pada
akhirnya juga akan meningkatkan titik jenuh dan konsentrasinya. Gula dan
glukosa sangat mudah mengeras saat perebusan. Jika gula tidak larut sempurna,
maka dapat terjadi graining setelah proses pemasakan selesai. Hal ini dapat
dicegah dengan melakukan perebusan secepat mungkin (Lees & Jackson, 1980).
Gelatin
merupakan whipping agent. Whipping agent berfungsi untuk menahan udara yang
masuk menjadi sebuah produk, menghasilkan keseragaman dispersi dari sel udara
pada kembang gula menuju pada berat spesifik yang lebih rendah, dan menambah
modifikasi pada tekstur. Dan hasil dari whipping agent ini menjadi sifat
penting dari kembang gula seperti marshmallow, angel, coklat batang, dan
beragam jenis bahan foam termasuk frappes, yang terkadang disebut mazettas.
Foam yang stabil tidak bisa didapatkan dengan pengocokan larutan gula dengan
konsentrasi tinggi tanpa adanya surface active agent. Dalam industri permen,
ada berbagai macam whipping agent yang digunakan, antara lain putih telur,
gelatin, susu skim, kasein, whey, protein kedelai (Lees & Jackson, 1973).
Fungsi
perlakuan dalam pembuatan marshmallow antara lain pelarutan dilakukan untuk
melarutkan gelatin dengan air. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat proses
pelarutan gelatin dengan air. Pencampuran I dilakukan untuk mencampurkan gula
dengan garam. Pencampuran II dilakukan untuk mencampurkan bahan dengan gelatin
yang telah dilarutkan dengan air dan pemanasan. Pengocokan dilakukan untuk
menghasilkan gelembung udara dan penyerapan gelatin sehingga terbentuk busa
yang stabil. Pencetakan dilakukan untuk mencetak marshmallow. Pemotongan
dilakukan untuk memperkecil ukuran marshmallow dengan penambahan gula halus.
Marshmallow
diproduksi pertama kali di Perancis di bawah nama Fate de Gulmauve. Dulu
marshmallow merupakan sari buah pekat yang berasal dari akar Althaea
officinalis yang dicampur dengan telur dan gula menjadi seperti foam ringan.
Namun seiring dengan perkembangan jaman, sekarang ini marshmallow bertekstur
lebih lembut dan mempunyai masa simpan yang lebih lama. Whipping dan gelling
agent yang dipakai dalam pembuatan marshmallow juga mengalami perubahan.
Sekarang, gelatin biasanya dipakai dengan putih telur. Sebagai alternatif,
ditambahkan pula gum arabic atau pati untuk meningkatkan tekstur marshmallow
(Lees & Jackson, 1973).
Marshmallow
diberi nama sesuai dengan tanaman marshmallow, tetapi marshmallow modern adalah
buih yang telah distabilkan dengan gelling agent. Bahan tradisional dari
marshmallow adalah putih telur yang berfungsi sebagai foaming dan gelling
agent. Putih telur ini akan memberi warna dan gel yang lunak. Pada masa
sekarang, gelatin lebih banyak digunakan dan tetap berfungsi sebagai whipping
dan gelling agent. Marshmallow dari gelatin memiliki tekstur lembut dan elastis
atau kenyal, tetapi massanya lebih berat dari yang menggunakan putih telur.
Gelling agent yang lain ialah pektin, agar, dan pati. Semuanya memberi tekstur
yang halus dan kenyal seperti gel (Edward, 2000).
Mekanisme
terbentuknya adonan marshmallow adalah semua bahan dicampurkan sehingga
terbentuk campuran yang terccampur rata kemudian dilakukan pengocokkan dimana
akan menghasilkan gelembung-gelembung udara dan terjadi penyerapan gelatin
sehingga menghasilkan busa yang stabil.
Marshmallow
memiliki banyak jenis. Jenis-jenis marshmallow diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Marshmallow Modern
Marshmallow Jet-puffed, dibuat
oleh Kraft, diperkenalkan pada awal 1950-an. Mereka menggunakan teknik
baru, di mana semua bahan telah dicampur bersama selama proses pemanasan.
Marshmallow kemudian didinginkan sebelum diekstrusi. Bahan yang digunakan
relatif murah, memungkinkan Kraft untuk membuat marshmallow murah dalam jumlah
yang besar. Itu sama saja, karena merek Jet-puffedtelah menjadi
marshmallow terlaris di AS selama lebih dari 40 tahun. Namun, marshmallow
memiliki kelemahan yaitu tidak memiliki karakter apapun atau rasa nyata. Mereka
manis dan agak lembek, hanya itu saja. Sebaliknya, boutique
marshmallow kebanyakan lebih lembut dan halus. Bahkan contoh
sederhana vanili marshmallow ini benar-benar memberi rasa pada
marshmalloww tersebut. Berikut ini dijelaskan berbagai jenis marshmallow baik
dari cara pembuatan dan komposisi penyusun bahannya.
2. Chocolate Chip marshmallow
Produk terkenal jenis Chocolate
chip marshmallow berasal dari My Garden flour bakery mungkin
terlihat berat, tetapi tekstur yang dihasilkan dari marshmallow tersebut lebih
halus, dan tidak memiliki kemiripan dengan Jet-puffed.
3. Carmel & Marshmallow
Caramel dan marshmallow adalah
kombinasi yang terbaik. Dalam beberapa kasus, marshmallow akan memperoleh
karamel pada lapisan bawah sebelum seluruh bagian tertutup coklat (ini
kadang-kadang disebut caramallows). Tapi contoh yang paling terkenal adalah
Modjeska. Berasal dari nama seorang aktris Eropa terkenal Madame Helen Modjeska.
4. Marshmallow dengan Flavor
Marshmallow flavor lain selain
coklat adalah kelapa, kopi, mocha, peppermint dan stroberi. Tapi sifat kreatif
produsen marshmallow tidak berhenti di situ. Rasa yang lain adalah Jack Daniels
atau Black Jelly Bean yang ditawarkan oleh Candy Laura; atau Dolcezza Dll ‘s
Sambuca atau Black Forest (keduanya dibuat dengan minuman, tetapi pada proses
pemanasan alkohol menguap) (Hayuanisa, 2014).
Pada
marshmallow, gelatin yang digunakan harus mempunyai kualitas yang paling baik
sehingga menghasilkan larutan yang viskositasnya rendah. Kekuatan gel dari gelatin
dapat ditentukan dengan berbagai cara, tapi yang sering digunakan dalam
industri confectionery adalah Bloom Geometer. Semakin tinggi nomor bloomnya,
semakin kuat gel yang terbentuk dari gelatin. Derajat bloom gelatin yang rendah
biasanya akan menghasilkan produk dengan tekstur yang sangat elastik. Tipe yang
direkomendasikan untuk gelatin adalah dengan derajat bloom 200-250, yang
mempunyai viskositas rendah dan gelling agent tinggi. Dalam pembuatan produk
yang diaerasi, kekuatan bloom yang tinggi memungkinkan persentase gelatin yang
digunakan rendah sehingga akan mengurangi viskositas (Lees & Jackson,
1973).
Dalam
pembentukan marshmallow, jumlah normal gelatin yang digunakan kira-kira 2%.
Gelatin harus ditim sebelum digunakan, sekurangnya 4 bagian air dingin untuk
tiap 1 bagian gelatin. Air yang lebih banyak mungkin digunakan bila sesuai
dengan formula. Selama penggelatinan, gelatin bisa ditambahkan langsung ke
batch jika temperatur larutan gula 60°C (140°F) (Lees & Jackson, 1973).
Penambahan
gelatin pada massa kembang gula berfungsi untuk meningkatkan tekstur dan
chewing ability. Kekuatan gelling strength pada gelatin ditunjukkan dengan
derajat bloom. Semakin tinggi derajat bloom maka gelling strength makin kuat,
viskositas makin tinggi. Secara komersial biasanya digunakan gelatin 180-260oBloom.
Tingginya konsentrasi gula yang terlarut dalam massa kembang gula akan
mengurangi kemampuan gelatin untuk mengembang. Oleh karena itu gelatin tidak
ditambahkan dalam bentuk bubuk secara langsung ke dalam larutan gula (Meiners
et al., 1984).
Pengganti
gelatin dalam pembuatan marshmallow dapat diganti dengan gelatinizing agent. Gelatinizing
agent yang mungkin digunakan untuk memberi tekstur yang berbeda dari
marshmallow adalah:
ü Agar,
dilarutkan dalam air mendidih. Kemudian larutan tersebut didinginkan dan
ditambahkan pada larutan putih telur. Agar ini memberi tekstur yang keras pada
marshmallow.
ü Gum
Arabic, dilarutkan dalam air dingin dengan merendam dan menggerakgerakannya
kemudian disaring. Gum arabic akan menghasilkan marshmallow yang memiliki
tekstur yang liat dan berserabut (Minifie & Chem, 1982).
Jika
dibandingkan dengan SNI 3547.2-2008
tentang syarat mutu soft candy dapat diketahui bahwa marshmallow yang dibuat di
laboratorium memenuhi syarat SNI dari segi organoleptiknya yaitu memiliki rasa
dan bau yang normal.
CCP dari proses pembuatan
marshmallow adalah pada saat proses penyerapan gelatin dan pengocokan dimana
pengocokan harus dilakukan dengan benar agar terbentuk gelembung-gelembung
udara dan terjadi penyerapan gelatin sehingga menghasilkan busa yang stabil.
its so helpfull kak, thanks a lot
BalasHapusApa fungsi garam?
BalasHapusdapusnya mana
BalasHapus