RESUME PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYUR
FRUIT LEATHER
Oleh
Nama : Ernalia Rosita
NRP :
133020175
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk
mengawetkan dan mengolah sayur atau buah sesuai dengan kebutuhan agar buah dan
sayur selalu terjamin setiap saat serta untuk diversifikasi produk buah dan
sayur.
PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan
proses penghancuran dan pemasakan dengan penambahan sukrosa, CMC, dan asam
sitrat menjadi bubur selanjutnya dilakukan pencetakan dan pengeringan sehingga
didapatkan produk yang berkadar air rendah.
DIAGRAM
ALIR
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Fruit Leather
HASIL PENGAMATAN
Tabel
1. Hasil Pengamatan Pembuatan Fruit Leather
(Sumber: Ernalia Rosita, Meja 3, Kelompok G, 2016)
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dapat diketahui berat produk sebesar 46,3 gram dengan % produk
sebesar 30,87%. Berdasarkan pengamatan sifat organoleptiknya, produk memiliki
warna ungu tua, rasa manis, aroma khas buah naga, tekstur lembut, dan
kenampakannya menarik.
Fungsi
bahan yang dipakai untuk pembuatan fruit leather diantaranya buah naga sebagai
bahan utama, sayuran sebagai penambah nutrisi dan ditambahkan untuk
diversifikasi. Dekstrin
berfungsi sebagai bahan pengisi adonan yang akan dikeringkan bertujuan untuk
memudahkan proses pengeringan. Salah satu fungsi bahan pengisi adalah untuk
memperbaiki tekstur dan kenampakan.
Gula berfungsi sebagai penambah cita rasa, aroma, tekstur, dan sebagai
pengawet. Konsentrasi gula yang terlalu tinggi dalam suatu larutan akan menurunkan
derajat gelatinisasi pati, kekerasan serta kekuatan gelnya. Asam sitrat berfungsi
untuk menurunkan pH agar diperoleh kondisi asam yang cocok untuk pembentukan
gel dan menghindari pengkristalan gula. CMC berfungsi sebagai pengental dan
pembentuk gel yang larut dalam air.
Fungsi
perlakuan dalam pembuatan fruit leather
adalah diantaranya trimming untuk memisahkan biji, kulit dan kotoran. Pencucian
berfungsi untuk mencuci bahan yang akan digunakan hingga bersih sehingga
terhindar dari kontaminan-kontaminan. Blanching dilakukan untuk melunakkan
jaringan, menginaktivasi enzim, menghilangkan bau langu, dan mengeluarkan warna
alami dari bahan. Penghancuran dilakukan untuk memperkecil luas permukaan bahan
dan memudahkan proses selanjutnya. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan bubur
buah naga dengan bijinya. Pencampuran dilakukan untuk mencampurkan bahan-bahan
yang digunakan yaitu diantaranya bubur buah, sayuran, dekstrin yang telah
dilarutkan dengan air, CMC, sukrosa dan asam sitrat. Pencetakan dilakukan untuk mencetak bahan
yang telah dicampurkan pada kaca yang telah dibersihkan dengan alkohol.
Pengeringan dilakukan untuk mengeringkan bahan dan menguapkan sebagian air
dalam bahan sehingga dihasilkan produk akhir yang berkadar air rendah. Pemotongan
dilakukan untuk memotong produk akhir yang dihasilkan. Dan penimbangan
dilakukan untuk menimbang produk akhir sehingga dapat dihitung % produknya.
Fruit
leather adalah jenis makanan yang berasal dari daging buah yang telah
dihancurkan dan dikeringkan. Produk ini berbentuk lembaran tipis seperti kulit
buah dengan tekstur yang plastis dan kenyal, rasanya manis tetapi masih
memiliki ciri rasa khas buah yang digunakan. Diberi nama “kulit” dari kenyataannya
bahwa pada saat bubur buah dikeringkan, ternyata mengkilap dan memiliki tekstur
kulit. Fruit leather mempunyai keuntungan tertentu yaitu masa simpan yang cukup
lama, mudah diproduksi, dan nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak banyak
berubah (Kwartiningsih dan Mulyati, 2005).
Syarat
buah dan sayur yang dapat dijadikan fruit/vegetable leather adalah buah atau
sayur yang memiliki tingkat kematangan yang cukup,
berkadar air rendah, berkadar serat tinggi, dan mengandung gula yang cukup (Mulyadi,
2011).
Menurut SNI No.1718 tahun 1996
dikatakan bahwa syarat mutu fruit leather, vegetable leather atau manisan
adalah keadaan (kenampakan, bau, rasa dan jamur) normal dan tidak berjamur,
kadar air maksimal 25%, jumlah gula minimal 40%, tidak mengandung pemanis
buatan, tidak ada benda asing, dan tidak ada pencemaran dari mikroorganisme.
Jika dibandingkan dengan SNI, maka fruit leather yang dibuat di laboratorium
dapat dikatakan memenuhi syarat mutu dari SNI baik dalam kenampakan, bau, rasa,
ada tidaknya jamur dan mikroorganisme, kadar air, dll.
CCP dari proses pembuatan fruit
leather antara lain pada proses pencampuran dimana semua bahan harus tercampur
secara merata. Selanjutnya pencetakan, pada proses ini adonan dicetak tipis
tidak terlalu tebal agar memudahkan proses pengeringan. Dalam proses pengeringan,
suhu yang digunakan harus sesuai dimana suhu tidak boleh terlalu tinggi karena
dikhawatirkan akan terjadi browning non enzimatis. Pada umumnya bahan pangan
yang dikeringkan berubah warna menjadi cokelat. Ini disebabkan oleh reaksi
browning non enzimatis antara asam amino dengan gula pereduksi. Reaksi asam
amino dengan gula pereduksi dapat menurunkan nilai gizi yang terkandung di
dalamnya (Almatsier, 2004).
0 komentar:
Posting Komentar