RESUME PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN
ABON IKAN TUNA
Oleh
Nama : Ernalia Rosita
NRP :
133020175
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk diversifikasi produk olahan daging, untuk
mengetahui proses pembuatan abon dan untuk memperpanjang umur simpan
daging atau abon.
PRINSIP
PERCOBAAN
Prinsip
dari percobaan ini yaitu berdasarkan proses pemisahan daging ikan dari kulit
dan lemaknya untuk menghasilkan abon yang kering dan proses penggorengan bahan
yang telah ditambahkan bumbu-bumbu kemudian penghilangan minyak agar
memperpanjang umur simpan.
DIAGRAM ALIR
HASIL PENGAMATAN
Tabel
1. Hasil Pengamatan Pembuatan Abon Ikan Tuna
Keterangan
|
Hasil
Pengamatan
|
Basis
|
200 gram
|
Bahan Utama
|
Ikan tuna 58,12%
|
Bahan Tambahan
|
1.
Bawang merah 4,2%
2.
Bawang putih 1,4 %
3.
Lengkuas 1,4 %
4.
Kunyit 0,47 %
5.
Jahe 0,47%
6.
Ketumbar 1,4%
7.
Merica 0,09%
8.
Sukrosa 21%
9.
Sereh 1,4%
10.
Daun jeruk 0,23%
11.
Santan 7,02%
|
Berat Produk
|
102
gram
|
% Produk
|
51
%
|
Organoleptik
1.
Warna
2.
Rasa
3.
Aroma
4.
Tekstur
5.
Kenampakan
|
Kuning
Kecoklatan
Agak
Manis
Khas
abon
Kasar
Menarik
|
Gambar Produk
|
(Sumber:
Ernalia Rosita, Meja 3, Kelompok G, 2016)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan
pembuatan abon dapat diketahui bahwa abon tersebut memiliki berat produk 102
gram, % produk sebesar 50,1 %. Abon yang dihasilkan memiliki warna kuning
kecoklatan, rasanya agak manis, aromanya khas abon, teksturnya kasar dan
kenampakan yang menarik.
Fungsi
bahan dalam pembuatan abon diantaranya bawang merah berfungsi sebagai
bahan pengawet makanan dan aromanya kuat. Karakteristik bau dari bawang merah
dipengaruhi oleh kandungan minyak volatilyang sebagian besar terdiri dari
komponen sulfur. Komponen volatil tidakterdapat dalam sel secara utuh. Ketika
sel pecah terjadi reaksi antara enzim liasedan komponen flavor, seperti
metil dan turunan propel. Bawang putih merupakan bahan alami yang biasa
ditambahkan kedalam bahan makanan atau produk sehingga diperoleh aroma yang
khas guna meningkatkan selera makan. Bawang putih memiliki zat kimia berupa allicin, scordinin, allithanindan selenium.
Allicin ini berperan memberi aroma bawang putih dan bersifat anti
bakteri. Fungsi penambahan kunyit
dalam pembuatan abon ikan yaitu selain sebagai bumbu dan pewarna juga sebagai
antioksidan alami. Manfaat ketumbar adalah untuk menghilangkan bau amis,
menimbulkan bau sedap, menimbulkan rasa
pedas yang gurih dan menyedapkan makanan. Dalam bahan pangan ditambahkan sebagai penegas cita rasa dan berfungsi sebagai pengawet. Garam sebagai bahan pengawet karena kemampuannya untuk menarik air keluar
dari jaringan. Gula merupakan bahan yang
ditambahkan ke dalam makanan untuk melembutkan produk sehingga dapat mengurangi
terjadinya pengerasan dan mengurangi penguapan air serta memberikan cita rasa
produk. Adanya gula akan menimbulkan reaksi maillard yaitu reaksi antara gula
pereduksi dengan asam amino yang akan menyebabkan warna cokelat pada produk. Daun serai atau sereh merupakan salah satu tumbuhan anggota suku
rumput-rumputan yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur untuk mengharumkan
makanan karena aroma yang dihasilkannya. Batang dan daun sereh wangi mengandung
zat-zat seperti geraniol, methilheptenon, terpen, terpen alkohol, asam organik
dan terutama sitronelal. Minyak yang biasa digunakan untuk menggoreng adalah minyak
yang berasal dari tumbuhan atau minyak nabati. Minyak goreng berfungsi untuk memperbaiki tekstur fisik bahan pangan dan sebagai penghantar panas sehingga proses pemanasan menjadi lebih efisien dibanding proses (Ade, 2012).
Fungsi perlakuan diantaranya:
1.
Penyiangan
Ikan tuna disiangi, dipotong-potong, lalu dicuci sampai bersih.
Ikan disiangi dengan cara dibuang isi perut dan dipotong-potong melintang untuk
memudahkan pengukusan, kemudian dicuci dengan air bersih (sebaiknya air yang mengalir)
untuk menghilangkan bau amoniak (NH3).
2.
Pengukusan
Ikan dikukus sampai matang (untuk memudahkan pengambilan daging
dan memisahkan dari tulang dan duri). Sambil menunggu pengukusan, semua bumbu
disiapkan ditimbang sesuai dengan kebutuhan. Ikan yang telah dikukus ditiriskan
atau didinginkan. Setelah dingin ikan dicabik-cabik, diperas
hingga kering kemudian ditumbuk hingga menjadi serpihan-serpihan yang
halus.
3.
Pemberian bumbu
Bumbu-bumbu dihaluskan lebih dahulu, tumis bumbu sampai
mengeluarkan bau yang harum dan setelah mendidih masukkan ikan yang telah dicabik-cabik
dan aduk hingga kering.
4.
Penggorengan
Daging ikan yang telah dicampur dengan bumbu kemudian digoreng
dengan minyak atau tanpa minyak, sambil selalu diaduk-aduk supaya tidak hangus.
Apabila menggunakan minyak, daging ikan harus seluruhnya terendam agar
diperoleh abon yang kering dan renyah. Penggorengan dihentikan ketika abon
telah berwarna kuning kecoklatan. Setelah kering
angkat dan tiriskan/dinginkan.
5.
Pengepresan
Setelah diangkat dari wajan, abon dimasukkan ke dalam alat press
dan ditekan-tekan sampai minyaknya habis keluar (tuntas). Kemudian abon
dikeluarkan dengan menggunakan garpu. Untuk menghasilkan aroma (bau) dan rasa
yang lezat, dapat ditambahkan bawang goreng pada abon yang telah matang.
6.
Pengemasan
Setelah dingin, abon dikemas di dalam kantung plastik atau kertas
minyak. Peningkatan daya simpan akan diperoleh bila digunakan pembungkus hampa
udara (Suhirman, 2012).
Abon sebagai salah satu produk
industri pangan yang memiliki standar
mutu yang telah ditetapkan oleh Departemen Perindustrian. Penetapan standar
mutu merupakan acuan bahwa suatu produk tersebut memiliki kualitas yang baik
dan aman bagi konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi standar mutu abon antara
lain :
1. Kadar air : Berpengaruh terhadap daya simpan dan keawetan abon.
2. Kadar abu : Menurunkan derajat penerimaan dari konsumen.
3. Kadar protein : Sebagai petunjuk beberapa jumlah daging/ikan yangdigunakan untuk abon.
4. Kadar lemak : Berhubungan dengan bahan baku yang digunakan, ada tidaknya menggunakan minyak goreng dalam penggorengan (Ade, 2012).
Abon ikan yang bermutu baik
adalah abon ikan yang terbuat dari ikan yang baik. Ikan yang baik adalah ikan yang masih segar. Ikan segar adalah ikan yang memiliki sifat sama dengan ikan yang masih hidup baik rupa,
bau, aroma, rasa dan tekstur.
Abon adalah makanan yang yang terbuat dari serat daging hewan.
Penampilannya biasanya berwarna cokelat terang hingga kehitam-hitaman
dikarenakan dibumbui kecap. Abon tampak seperti serat-serat kapas,
karena didominasi oleh serat-serat otot yang mengering yang disuwir-suwir.
Abon ikan
merupakan makanan kering yang terbuat dari suiran-suiran daging dan
bumbu-bumbu. Bahan direbus atau dikukus, kemudian disuir, dicampur dengan bumbu
dan digoreng sampai matang menjadi abon. Pembuatan abon dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif pemanfaatan limbah hasil perikanan yang selama ini banyak terbuang sia-sia.
Abon ikan yang bermutu baik
adalah abon ikan yang terbuat dari ikan yang baik. Ikan yang baik adalah ikan
yang masih segar. Ikan segar adalah ikan yang memiliki sifat sama dengan ikan
yang masih hidup baik rupa, bau, aroma, rasa dan tekstur. Jenis ikan yang
dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan abon belum selektif bahkan dari
semua jenis ikan air tawar dan air laut dapat diolah. Akan tetapi akan lebih baik jika dipilih ikan yang memiliki
serat kasar dan tidak mengandung banyak duri.
Kadar protein abon dapat digunakan sebagai petunjuk berapa jumlah daging
yang digunakan. Kadar protein abon rendah di bawah 15% menunjukkan kemungkinan
penggunaan daging yang sedikit atau kurang dari semestinya atau mengganti bahan
lain seperti nagka dan keluwih (Departemen Perindustrian, 1995).
Selama proses penggorengan
terjadi proses pemanasan, pengeringan dan penyerapan minyak, pemekaran, teksturisasi (pelunakan),
perubahan warna,aroma dan rasa kemudian diiukuti pengerasan permukaan
(crusting). Disampingitu terjadi juga proses oksidasi, perubahan warna minyak
dan penyerapan minyak (Budi, dkk., 2009).
Proses pembuatan abon melalui
proses penggorengan. Selama proses penggorengan terjadi perubahan-perubahan
fisikokimiawi baik pada bahan pangan yang digoreng maupun minyak gorengnya.
Suhu penggorengan yang lebih tinggi dari pada suhu normal (168-1960C) maka akan
menyebabkan degradasi minyakgoreng yang berlangsung dengan cepat (antara lain
penurunan titik asap). Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat mempercepat
proses oksidasi. Lemak pada daging dan pada abon sapi dapat menyebabkan
terjadinya oksidasi. Hasil pemecahan ikatan rangkap dari asam lemak tidak jenuh
adalah asam lemak bebas yang merupakan sumber bau tengik. Adanya antioksidan
dalam lemak seperti vitamin E (tokoferol) dapat mengurangi kecepatan proses
oksidasi lemak, tetapi dengan adanya prooksidan seperti logam-logam berat
(tembaga, besi, kobalt dan mangan) serta logam porfirin seperti pada mioglobin,
klorofil, dan enzim lipoksidasi lemak akan dipercepat (Nazieb, 2009).
Ciri ciri abon yang memiliki mutu baik adalah abon yang telah
memenuhi syarat mutu abon menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)
sebagai berikut : kadar protein minimum 20 %, kadar lemak
maksimum 30 %, kadar gula maksimum 30 %, kadar air maksimum 10 %,
kadar abu maksimum 9 %, aroma, rasa dan warna khas, logam
berbahaya (Cu, Pb, Hg, Zn, As) negatif,
jumlah bakteri maksimum 3000/gram, E. coli negatif, dan jamur negatif.
Bila dibandingkan dengan SNI, abon ikan tuna yang dibuat di
laboratorium memiliki mutu yang sesuai dengan SNI secara organoleptik yaitu
memiliki bentuk, rasa, bau, dan warna yang normal.
CCP pada
pembuatan abon adalah pada saat proses perebusan ikan harus benar-benar matang
agar mudah untuk disuwir, namun tidak overcooked
yang dapat menyebabkan daging mudah hancur dan rapuh. Pada saat proses
penggorengan hingga warnanya benar-benar kecoklatan namun bukan gosong. Pada
proses penirisan minyak harus benar-benar kering hingga minyaknya berkurang. Api untuk menggoreng
hendaknya kecil agar ahsil abonya masak, kering dan tidak gosong serta dalam
penyimpanan hendaknya abon harus benar-benar dalam kondisi dingin sebelum
dikemas dalam tempat tertutup dan kering.
0 komentar:
Posting Komentar