Minggu, 12 Februari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM CUKA APEL

RESUME PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYUR


CUKA APEL



Oleh
Nama                                           : Ernalia Rosita
NRP                                             : 133020175
            


LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2016



TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan cuka apel dan untuk mengetahui proses fermentasi yang terjadi pada cuka apel, untuk diversifikasi pangan, meningkatkan nilai ekonomis.

PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip dari percobaan ini yaitu berdasarkan fermentasi buah apel secara anaerob dimana gula dirubah menjadi alkohol (etanol) oleh Saccharomyces cerevisiae pada fermentasi pertama yang kemudian alkohol hasil fermentasi pertama diubah menjadi asam asetat pada fermentasi kedua dengan kondisi aerob sehingga terbentuk cuka apel.
 DIAGRAM ALIR

HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Cuka Apel
Keterangan
Hasil Pengamatan
Basis
550 gram
Bahan Utama
Buah apel
Bahan Tambahan
1.    Sukrosa = 9,10 %
2.    Ragi = 0,05 %
3.    Air = 45,43 %
Berat Produk
210 gram
% Produk
38, 18%
Organoleptik
1.      Warna
2.      Rasa
3.      Aroma
4.      Tekstur
5.      Kenampakan

Merah  muda
Manis asam
Khas cuka apel
Cairan
Tidak Menarik
Gambar Produk


(Sumber: Kelompok G, 2016)

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan cuka apel dapat diketahui bahwa cuka apel tersebut memiliki berat produk 210 gram, % produk sebesar 38,18 %. Cuka apel yang dihasilkan memiliki warna merah muda, rasanya manis asam, aromanya asam, teksturnya cair dan kenampakan yang tidak menarik.
Fungsi bahan yang digunakan dalam pembuatan cuka apel diantaranya adalah apel sebagai bahan utama pembuatan cuka apel, gula sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan mikroorganisme, air sebagai pelarut dan media tumbuh mikroorganisme, dan ragi sebagai mikroorganisme yang akan membentuk asam asetat pada cuka apel.
Fungsi perlakuan diantaranya adalah pencucian untuk mencuci buah apel yang akan difermentasi, pemotongan untuk memperluas luas permukaan bahan, penyaringan untuk memisahkan filtrat dengan ampas, inkubasi pertama untuk melakukan fermentasi pertama, dan inkubasi kedua untuk melakukan inkubasi kedua.
Apel adalah sejenis buah-buahan yang sangat popular di seluruh dunia. Setiap wilayah atau negara memiliki jenis apel yang berbeda-beda dengan negara atau wilayah lainya. Apel merupakan salah satu buah yang paling banyak di konsumsi di seluruh dunia. Pada awalnya apel di tanam di daerah Asia Tengah kemudian menyebar keseluruh dunia. Tanaman apel sangat cocok ditanam di daerah yang memiliki udara dingin. Apel sendiri sangat disukai karena memiliki rasa manis dan segar serta memiliki kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Buah apel sangat efektif membunuh virus. Kandungan asam klorogenik, vitamin c, pectin dan sorbitol (zat pencahar) di dalamnya dapat menghalangi pembentukan sel-sel kanker. Kandungan kalium di dalam apel efektif memelihara kesehatan tulang. Selain itu, zat sorbitol pada apel membantu pembuangan zat yang tidak berguna pada tubuh, sehingga memperlancar buang air besar. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Sentra produksi apel berada di Malang dan Pasuruan (Nongkojajar), Jawa Timur. Di daerah ini apel telah diusahakan sejak tahun 1950, dan berkembang pesat pada tahun 1960 hingga saat ini. Selain itu, daerah lain yang banyak dinanami buah apel adalah Jawa Timur, Jawa Tengah (Tawangmangu), Bali (Buleleng dan Tabanan), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Sedangkan sentra penanaman dunia berada di Eropa, Amerika, dan Australia. Apel selain mudah didapat dan harganya relatif terjangkau, khasiatnya juga sangat banyak. Buah ini sangat efektif membunuh virus. Apel yang digunakan untuk jus sebaiknya tidak di kupas, supaya zat gizi didalamnya tidak ikut terbuang. Namun, kita harus yakin bahwa apel tersebut sudah dicuci bersih dengan air yang mengalir supaya sisa obat pembasmi hama yang menempel pada kulit ikut terbuang.  Apel merupakan salah satu jenis buah yang cukup komersial dalam kehidupan sehari-hari. Apel Malang memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang manis dan juga agak asam. Pada umumnya buah apel dikonsumsi masyarakat sebagai buah segar atau campuran es buah. Namun, saat masa panen raya, produksi buah apel menjadi melimpah sehingga banyak yang terbuang dan busuk yang menyebabkan harga apel pun menjadi menurun. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya solusi pemanfaatan buah apel menjadi produk olahan yang dapat memperpanjang masa simpan serta dapat meningkatkan nilai ekonomis dari buah apel. Salah satu alternatifnya adalah dengan mengolah apel menjadi cuka apel atau yang biasa disebut sebagai apple cider vinegar. Apel merupakan salah satu minuman kesehatan keluarga, satu-satunya yang mengandung mother & active probiotic. Apel (Malus sylvetris. Mill) adalah tanaman yang bersifat tahunan dari daerah subtropis. Apel ada yang berkulit kuning, hijau, kemerahan atau merah dan juga berdaging putih kekuningan, segar serta mengandung air cukup tinggi. Cara memilih atau membeli cuka apel, cuka apel (CA) yang ada dipasaran tidak semuanya dapat dikonsumsi dengan rekomendasi kesehatan, karena ada yang diproduksi hanya dari kulitnya saja atau dari limbah pabrik koktail yang diolah menjadi cuka apel. Biasanya bening dan diperuntukan untuk memasak. Cuka apel yang direkomendasikan untuk kesehatan adalah terbuat dari seluruh bagian apel, berbau tajam khas cuka apel dimana hal ini baik untuk merangsang enzim-enzim pencernaan, dan bersifat unfiltered dan unpasteurized
Apel untuk cuka biasanya terlalu masam dan sepat untuk dimakan segar tetapi memberikan rasa yang memuaskan pada cuka. Jenis jenis apel yang dikembangkan di Indonesia adalah: Rome beauty, Manalagi, Anna princess nobble, Wanglin, New Zealand (Soelarso, 1996).
Cuka apel merupakan hasil fermentasi buah apel. Penyajian apel dalam bentuk cuka berkaitan dengan pengoptimalan zat yang terkandung dalam buah apel. Bahkan melalui proses fermentasi, kandungan nutrisinya bertambah kaya, terutama enzim dan asam amino. Proses fermentasi pulalah yang memberikan khasiat penyembuhan yang menggagumkan pada cuka apel, sebagai obat rematik, asam urat, pengapuran sendi, menormalkan tekanan darah, kolestrol, hipertensi, maag, masuk angin, panas dalam, serta meningkatkan vitabilitas daya tahan tubuh, dan sebagainya. Pada saat ini, cuka atau karib disebut vinegar berasal dari bahan kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa, dan malt. Gula sendiri, seperti sukrosa dan glukosa, dalam pembuatannya melibatkan proses fermentasi alkohol dan fermentasi asetat secara berkesinambungan. Secara kimiawi, perubahan utama yang terjadi mula-mula gula diubah menjadi alkohol (etanol) lalu menjadi asetat secara terus menerus. Apabila cuka terbuat dari bahan-bahan tersebut pada umumnya disebut cuka atau vinegar saja. 
Ada 2 macam cuka apel menurut asal pembuatannya. Salah satu jenis cuka yang cukup banyak diminta adalah cuka apel. Dalam rumah tangga, cuka apel biasanya digunakan sebagai penyedap dan penambah rasa asam alami pada masakan, namun selain itu cuka jenis ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan, seperti daging, sayur, dan acar.
Dalam hal kesehatan, apple cider vinegar bisa membantu program penurunan berat badan, meredakan artritis, menurunkan kadar kolesterol jahat, melawan kanker, mencegah penuaan, dan beragam manfaat lainnya. Diduga, kandungan mineral, enzim, serta asam di dalam cuka apel bisa didapat dalam bentuk suplemen yang bisa membantu menghancurkan lemak, jika kita meminum beberapa sendok teh sebelum makan. Mengandung pektin, jenis serat larut air yang dapat mengikat kelebihan kolesterol dan logam berat dalam saluran usus dan membuangnya ke luar.    Konsumen sering takut mengkonsumsi cuka apel karena mereka menderita sakit maag. Padahal, cuka apel tidak menyebabkan maag. Penyakit maag terjadi karena lambung manusia sudah tidak dapat atau kurang dapat memproduksi asam Hidroclorid, sehingga makanan yang tersimpan di lambung akan mengalami fermentasi. Dengan mengkonsumsi air, cuka apel, dan madu, kebutuhan asam hidroclorid dapat terpenuhi. Cuka apel berkhasiat bagi kulit karena mengandung unsur-unsur berkhasiat tonik yang dapat melancarkan sirkulasi darah dalam pembuluh darah halus pada jaringan kulit, antiseptik untuk mencegah penyebaran bakteri, virus, atau jamur yang dapat memicu infeksi dan mengandung zat-zat nutrisi lain yang membantu membuang kelebihan lemak pada permukaan kulit dan mencegah kulit kering. Apple vinegar yang terbuat dari fermentasi sari apel, dan apple cider vinegar yang terbuat dari sari apel beralkohol (cider).
Apel juga mempunyai beberapa manfaat, yaitu menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah, menstabilkan gula darah, membunuh virus infeksi, melancarkan pencernaan, merawat kulit rambut dan kuku, mencegah kanker usus.
Manfaat lain cuka apel yaitu dapat mengobati reumatik, karena kandungan kaliumnya mampu mengurangi endapan kristal asam yang tumbuh di sekitar tulang sendi. Sedangkan asam maltat yang dihasilkan melalui proses fermentasi, menghasilkan aksi pembersihan sel dan membuat orang awet muda. Kandungan magnesiumnya berfungsi sebagai perekat yang melekatkan kalsium dan fosfor pada tulang-tulang dalam tubuh untuk melawan osteoporosis atau tulang rapuh. Cuka apel juga sudah digunakan sejak ratusan tahun untuk mengobati sakit tenggorokan, jerawat, rambut berketombe, kulit terbakar matahari, peningkatan kadar kolesterol. Orang Barat menggunakan cuka apel untuk membuat berbagai ramuan tradisional. Antara lain untuk menjaga kelembapan kulit dan rambut, mengobati jerawat dan luka akibat sengatan matahari. Orang Romawi dahulu gemar meramu cuka apel dengan tanaman herba atau minyak esensial untuk perawatan kulit.  Khasiat cuka apel juga besar karena kandungan maltic acid (suatu komponen alami dalam apel), membantu menstimulasi proses pencernaan. Karena bahan ini dibuat lewat proses fermentasi, cuka apel juga kaya kalium, yaitu mineral yang mampu menciptakan antiseptik dalam sel tubuh yang penuh lemak. Hal ini menyebabkan ia dapat memperkuat metabolisme alami dan mempercepat proses oksidasi. Meminum segelas air dicampur cuka apel dan sedikit madu setiap hari dapat membantu menghancurkan dan melepaskan deposit lemak yang menumpuk didalam tubuh. Sehingga, cuka apel sangat efektif untuk diet.   Cuka apel dapat membersihkan toksin-toksin yang menyumbat dalam peredaran darah, yang menyebabkan penyakit darah tinggi, kolesterol tinggi, penyakit jantung (Jantung Koroner). Sehingga peredaran darah menjadi bersih dan sehat, metabolisme tubuh kembali normal dan akhirnya penyakit itu menjadi sembuh. Selain itu, kalium yang terdapat pada Cuka Apel, akan memecahkan purin yang mengendap dalam setiap persendian, sehingga Asam urat atau Rematik, akan sembuh, dan sendi-sendi menjadi lentur kembali dan sehat. Cuka Apel sebagai pembersih dari semua makanan dan minuman yang beresiko terhadap kesehatan, tetapi anda bisa minum dahulu Cuka apel, sebelum anda makan dan minum yang beresiko itu, sehingga toksin dari dalam makanan itu tidak akan terakumulasi dalam tubuh. Selama anda makan dan minum yang tidak organik (alami), selama itu anda memerlukan Cuka apel sebagai pembersih semuanya, sehingga anda bisa minum beberapa kali sehari, dan ini tidak apa, karena Cuka apel adalah sari buah apel, bukan obat yang berbahaya.  Cuka apel akan sangat membantu kerja hati, paru-paru, kulit, dan ginjal. Sehingga 4 organ itu akan selalu sehat karena toksin dari racun dibersihkan oleh Cuka apel melalui sistem ekskresi, maka keempat organ ini setiap saat tidak harus mengeluarkan energi terlalu banyak. Sedangkan untuk diabetes, cuka apel sangat membantu menurunkan dan menormalkan gula darah, dan sangat membantu menormalkan sistem pankreas sehingga pankreas mampu berfungsi kembali mengubah gula menjadi insulin. Untuk yang menderita maag, sebetulnya cuka apel yang rasanya asam, tetapi ini hanya asam di mulut, kalau sudah masuk kedalam tubuh menjadi basa. Tidak semua yang asam akan bertentangan dengan maag, tetapi tergantung apa yang terkandung dalam asam itu. Cuka apel mengandung enzim hidroklorida. Dengan meminum cuka apel dengan dosis rendah, 1 sendok kecil atau 1 sendok teh dengan air hangat dan madu, sangat membantu menyembuhkan Maag.Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. (Depkes RI,1995).
Fermentasi asam asetat adalah fermentasi aerobik atau respirasi oksidatif, yaitu respirasi dengan oksidasi berlangsung tidak sempurna dan menghasilkan produk-produk akhir berupa senyawa organik seperti asam asetat. Proses ini dilakukan oleh bakteri dari genus Acetobacter dan Gluconobacter. Kondisi respirasi oksidatif ini dapat dilakukan dengan kultur murni, tetapi kondisinya tidak selalu aseptis oleh karena pH yang rendah serta adanya alkohol dalam media merupakan faktor penghambat bagi mikroorganisme lain selain Acetobacter acetii. Mekanisme fermentasi asam asetat ada 2 yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam asetat. Pada fermentasi alkohol mula-mula gula yang terdapat pada bahan baku akan dibongkar oleh khamir menjadi alkohol dan gas CO2 yang berlangsung secara anaerobik. Setelah alkohol dihasilkan maka dilakukan fermentasi asam asetat,dimana bakteri asam asetat akan mengubah alkohol menjadi asam asetat.Setelah terbentuk asam asetat fermentasi harus segera dihentikan supaya tidak terjadi fermentasi lebih lanjut oleh bakteri pembusuk yang dapat menimbullkan kerusakan (Day JR, R.A. dan AL Underwood, 2002).
Pada organisme tingkat tinggi, fermentasi terjadi apabila dalam proses respirasi tidak tersedia oksigen. Fermentasi terdiri tas dua tahap, yaitu tahap glikolisis dan pembentukan NAD+. Pada proses tersebut, asam pirufat hasil glikolisis tidak di ubah menjadi asetil Co-A. Namun senyawa tersebut akan di reduksi menjadi senyawa lain dengan bantuan NADH.
Ada perbedaan antara fermentasi dengan respirasi anaerob. Fermentasi tidak melibatkan mitokondria, sedangankan respirasi anaerob melibatkan mitokondria. Dalam fermentasi, dari satu molekul glukosa akan di hasilkan 2 ATP. Fermentasi dapat dibedakan menjadi dua macam berikut :
Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat terjadi pada sel-sel otot. Proses tersebut mengunakan bahan baku berupa asam piruvat ( hasil dari glikolisis). Hasil dari proses tersebut berupa asam laktat dan ATP. Timbunan asam laktat yang berlebuhan dapat mengakibatkan otot terasa nyeri dan lelah. Berikut adalah reaksi fermentasi dari asam laktat :                          
Glukosa → 2 Asam piruvat → 2 fosfoenol piruvat → 2 asam laktat
                         ↓
                  Glikolisis
Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol dapat terjadi pada khamir dan yeast (saccharomyces sp). Pada proses tersebut menggunakan bahan baku berupa asam piruvat. Hasil dari proses tersebut berupa etanol, CO2, dan ATP.
Berikut adalah reaksi fermentasi alkohol :
Glukosa → 2 asam piruvat → 2 asetaldehid → 2 etanol
                    ↓
             Glikolisis
Pada pembuatan cuka apel, disiapkan buah apel yang masak dan tidak busuk, dicuci bersih, jangan dikupas kulitnya, direbus dan ditambah air sebanyak 250 ml sampai mendidih agar buah apel tidak terjadi pencoklatan pada saat diblender, didinginkan.
Buah apel yang sudah direbus, dipotong kecil – kecil, diblender bersama dengan air rebusan buah apel, Kemudian disaring dengan kain saring untuk mendapatkan sari buah (filtrat). Diatur pH dari filtrat menjadi ± 4,5. Bila pH < 4 ditambahkan NaHCO3 dan bila > 5 ditambahkan asam sitrat.
Larutan sari buah apel ditambahkan gula pasir sebanyak ± 10% (100 gr per liter),dan ditambah air sebanyak 500 ml, dipasteurisasikan pada suhu 70 – 80 ºC selama 15 menit (dihitung mulai dari setengah mendidih), lalu didinginkan dengan cara diangin-anginkan sampai suhunya turun, diaddkan ke dalam labu ukur 500 ml dihomogenkan, Kemudian dimasukan dalam botol fermentasi, Ditambahkan ragi roti (Saccharomyces cereviseae) sebanyak 0,275 gr untuk 550 ml sari buah apel.
Botol fermentasi disumbat dengan karet / gabus yang diberi lubang kecil untuk memasukkan pipa plastik yang berbentuk “U” serta rapatkan lubang gabus tadi dengan lilin dan ujung pipa dan ujung pipa dimasukkan ke dalam air dimasukkan ke dalam air.
Dibiarkan pada suhu ruangan ± 14 hari. Fermentasi berlangsung bila timbul gas CO2 yang terlihat dalam air berupa gelembung udara. Fermentasi akan berlangsung terus sampai gula dalam sari buah habis.
Selama peragian, botol penampung diisi air untuk menghalangi masuknya udara dari luar. Apabila fermentasi telah selesai, larutan sari buah yang telah difermentasi disaring dengan menggunakan corong yang dilapisi kapas bersih. Supaya ragi dapat tumbuh dan bekerja dengan baik dapat ditambahkan amonium phosphat [ (NH4)3 PO4] 0,25 gram/liter.
Untuk menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme (bakteri atau kapang) yang tidak dikehendaki dapat ditambahkan kalsium metabisulfit 0,125 gram/liter.
Awal fermentasi dihasilkan kadar alkohol hingga mendapatkan hasil kadar alkohol optimum. Setelah kadar alkohol optimum tercapai lakukan fermentasi kembali sehingga didapatkan kadar asam asetat optimum dalam pembuatan cuka apel, semakin lama fermentasi maka semakin bagus pula kadar asam asetat yang terjadi.
Hasil reaksi proses fermentasi pada produksi cuka apel adalah :
Gula (Glukosa, fruktosa, atau sukrosa) →  Alkohol (etanol) + karbondioksida + energi (ATP) + asam asetat.
Fermentasi Alkohol dalam persamaan berikut :
C6H12O6 + Saccharomyces cereseviae → 2C2H5OH + 2CO2
          ↓                           ↓                                  ↓
Gula Sederhana       Khamir                Alkohol Karbondioksida
Fermentasi Alkohol dalam persamaan berikut :
C2H5OH + O2 + Acetobacter acetii → CH3COOH + H2O
      ↓             ↓                  ↓                           ↓                ↓
 Alkohol   Oksigen Bakteri Cuka         Asam asetat      Air
Buah apel yang selama ini kita kenal dengan segala kandungan vitamin, mineral, serta unsurunsur lainnya seperti fitokimian, serat tanin, dll, ternyata dapat juga diolah menjadi cuka. Cuka apel (apple cider vinegar) berasal dari hasil fermentasi buah apel segar. Cairan bening kuning keemasan ini memiliki rasa yang masam dan aroma segar menyengat. Konon, cuka apel sudah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu untuk mengurangi nyeri pada artritis, mengobati sakit tenggorokan, hipertensi, peningkatan kadar kolesterol, jerawat, dan gangguan kulit. Cuka apel juga telah dimanfaatkan oleh orang Mesir dan Romawi zaman dulu sebagai ramuan herbal. Cuka apel tidak menimbulkan keasaman dalam tubuh, walaupun sebenarnya rasa dari cuka apel tersebut masam. Seperti kita ketahui, tidak selalu makanan yang rasanya asam memiliki pH asam. Contoh, jeruk, nanas, mangga, jeruk nipis, atau jeruk lemon termasuk makanan dengan pH basa. Sebaliknya makanan dengan pH asam tidak selalu rasanya asam. Contoh makanan dengan pH asam; daging yang dapat meningkatkan keasaman darah, coklat yang rasanya sama sekali tidak asam, dll. Hal ini disebabkan karena faktor yang menentukan makanan termasuk pembentuk asam atau basa bukan berdasarkan rasa atau baunya, melainkan dari jenis kandungan mineralnya, kadar proteinnya, dan kadar airnya. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan pH asam, dapat meningkatkan keasaman dalam darah sehingga menimbulkan kondisi yang disebut asidosis. Asidosis menyebabkan gangguan metabolisme yang diikuti terjadinya pengentalan atau penggumpalan darah, salah gizi (malnutrisi), serta munculnya penyakit-penyakit degeneratif, termasuk obesitas.
Adapun kandungan mineral dan vitamin dari cuka apel sebagai berikut:
Adapun khasiat dan manfaat dari cuka apel sebagai berikut:
1. Antibakteri dan antiseptik.
2. Hipokolesterolemik yaitu menurunkan lonjakan kadar kolesterol darah.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Melegakan saluran pernapasan.
5. Meredakan saluran pencernaan yang terganggu, kencing sakit, asma, rematik, artritis, demam, dan radang hidung. Untuk membantu mengatasi demam, oleskan cuka apel ke bagian tubuh, terutama dada, punggung, dan lipatan (siku, ketiak, dan selangkangan).
6. Meredakan rasa letih dan lesu yang diakibatkan oleh miskinnya pasokan darah yang kaya oksigen sehingga asam urat menumpuk. Jika disertai rasa tidak nyaman dan gatal, bisa jadi karena toksemia (keracunan dalam darah). Bisa diatasi dengan membuat ramuan 3/4 cangkir cuka apel, tambahkan 1/4 cangkir madu, aduk. Minumlah sedikit-sedikit. Agar badan segar sepanjang hari, enak tidur dan daya tahan tubuh lebih baik, minum setiap pagi setelah
sarapan.
7. Campurkan cuka apel dan air hangat dalam jumlah yang sama. Gunakan untuk berkumur di tenggorokan sambil menengadahkan kepala, lalu buang. Berkhasiat menyembuhkan batuk dan sakit tenggorokan.
8. Sebagai obat luar, oleskan cuka apel pada luka goresan, kulit terbakar, atau tersengat matahari, bengkak, memar, eksim, keseleo, dan gigitan serangga.
9. Minum 2 sendok teh cuka ditambah air hangat sampai menjadi segelas, 2 kali setiap hari bagi penderita hipertensi dan hiperlipidermia (kadar lemak darah berlebihan). Dapat mencegah serangan jantung, stroke, katarak, rematik, alzheimer, osteoporosis (pengeroposan tulang) dan melawan kanker. Boleh ditambahkan madu dalam penyajiannya.
10. Tuang sedikit cuka apel pada kapas/perban, oleskan pada kadas, kurap dan kutu air. Bagi penderita kutu air dan kaki bau, rendam kaki dalam air hangat yang dibubuhi cuka apel.
11. Mencegah dan mengobati ketombe dengan cara menghangatkan cuka apel kemudian oleskan pada kulit kepala.
Jika dibandingkan dengan SNI maka cuka apel yang dibuat dilaboratorium telah memenuhi syarat organoleptiknya karena memiliki warna, rasadan bau yang normal atau khas cuka apel.
CCP pada pembuatan cuka apel yaitu pada proses fermentasi cuka apel. Pada saat fermentasi harus selalu di cek bagaimana perkembangannya, karena jika tidak di cek maka fermentasinya tidak akan berhasil dan tidak akan terbentuk cuka apel.

1 komentar:

  1. inkubasi? sama gak sama fermentasi. dalam pembuatan cuka apel yang baik harus ada 2 kali fermentasi. dimana fermentasi pertama mengubah glukosa manjadi alkohol dan fermentasi kedua menambahkan cuka induk untuk mengubah alkohol menjadi asam asetat

    BalasHapus

 

My Corner Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang