Minggu, 17 Juli 2016

STOIKIOMETRI

STOIKIOMETRI

ERNALIA ROSITA
133020175
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
                Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri. Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama. Tapi masing-masing kuantitas pereaksi berubah-ubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti: massa, volume, suhu dan daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dappat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem.
Keywords: Stoikiometri, reaksi kimia, variasi kontinyu, tujuan percobaan, prinsip percobaan.



PENDAHULUAN
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan  metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinyu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. 
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri.
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama. Tapi masing-masing kuantitas pereaksi berubah-ubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti: massa, volume, suhu dan daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dappat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem.
METODOLOGI
A.    Alat Percobaan
Alat - alat yang digunakan pada percobaan stoikiometri adalah gelas kimia, termometer, pipet seukuran dan filler.

B.    Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan pada percobaan stoikiometri adalah NaOH 1 M, CuSO4 1 M dan CH3COOH 1 M.

C.    Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan                                                                                   
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Variasi Kontinyu Sistem NaOH + CH3COOH
NaOH
1 M
CH3COOH 1 M
TA
TM
T
mmol NaOH
mmol CH3COOH
mmol NaOH : mmol CH3COOH
5 ml
25 ml
27oC
28oC
1oC
5 mmol
25 mmol
0,2
10 ml
20 ml
26,5 oC
29oC
2,5oC
10 mmol
20 mmol
0,5
15 ml
15 ml
26,25oC
29oC
2,75oC
15 mmol
15 mmol
1
20 ml
10 ml
25,5oC
28oC
2,5oC
20 mmol
10 mmol
2
25 ml
5 ml
26oC
27oC
1oC
25 mmol
5 mmol
5

Tabel 2. Hasil Pengamatan Variasi Kontinyu Sistem NaOH + CuSO4
NaOH
1 M
CuSO4
1 M
TA
TM
T
mmol NaOH

mmol CuSO4

mmol NaOH : mmol CuSO4
5 ml
25 ml
25,75oC
28oC
2,25oC
5 mmol
25 mmol
0,2
10 ml
20 ml
26,25oC
29oC
2,75oC
10 mmol
20 mmol
0,5
15 ml
15 ml
26,25oC
29,5oC
3,25oC
15 mmol
15 mmol
1
20 ml
10 ml
26,5oC
29oC
2,5oC
20 mmol
10 mmol
2
25 ml
5 ml
25,75oC
28oC
2,25oC
25 mmol
5 mmol
5
(Sumber: Ernalia Rosita, 133020175, Meja 11, Kelompok G, 2013)


B.    Pembahasan
                Berdasarkan hasil percobaan stoikiometri yang dilakukan, ada dua variasi kontinyu sistem yang diamati yaitu variasi kontinyu sistem NaOH + CH3COOH dan variasi kontinyu sistem NaOH + CuSO4. Pada variasi kontinyu sistem NaOH + CH3COOH didapatkan larutan yang mencapai titik maksimum yaitu pada larutan 15 ml NaOH + 15 ml CH3COOH dengan titik maksimum (1 : 2,75). Sedangkan titik minimum sistem tersebut terdapat pada larutan 5 ml NaOH + 25 ml CH3COOH dan 25 ml NaOH + 5 ml CH3COOH dengan titik minimum (0,2 : 1) dan (5 : 1). Selanjutnya, variasi kontinyu sistem NaOH + CuSO4. Pada variasi kontinyu sistem NaOH + CuSO4 didapatkan larutan yang mencapai titik maksimum yaitu pada larutan 15 ml NaOH + 15 ml CuSO4 dengan titik maksimum (1 : 3,25). Sedangkan titik minimum sistem tersebut terdapat pada larutan 5 ml NaOH + 25 ml CuSO4 dan 25 ml NaOH + 5 ml CuSO4 dengan titik minimum (0,2 : 2,25) dan           (5 : 2,25).
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan  metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinyu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. 
Molaritas adalah banyaknya zat terlarut (dalam mol)   per    liter     larutan.     Molaritas     dapat
M= n / V
 
diperlakukan sebagai faktor konversi antara volume larutan dan banyaknya zat terlarut. Molaritas sebagai faktor konversi dapat diaplikasikan pada larutan individual, pada larutan yang dicampur  atau diencerkan dengan menambah lebih banyak pelarut (Petrucci dkk, 2011). Molaritas, sistem konsentrasi ini didasarkan pada volum larutan dan dengan demikian cocok untuk digunakan dalam prosedur-prosedur laboratorium yang volume larutan merupakan jumlah yang diukur. Batasannya adalah sebagai berikut: Molaritas = jumlah mol solut per liter larutan, dengan rumus:

Molalitas adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut. Kemolalan tidak tergantung pada temperatur dan digunakan dalam bidang kimia fisik terutama untuk sifat koligatif larutan dengan rumus:
m = n / p
 
 


Bila g gram zat terlarut dilarutkan dalam p gram zat pelarut dengan massa rumus relatif (Mr), maka molalitas dapat juga dirumuskan menjadi:
 




Normalitas yang bernotasi (N) adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan sebagai banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah gram zat untuk mendapat satu muatan dengan rumus:
N =     ek
            V
 
 


                Dalam stoikiometri dikenal titik maksimum dan titik minimum. Yang dimaksud dengan titik maksimum adalah titik dimana terjadi kombinasi sempurna dengan parameter suhu. Sedangkan titik minimum adalah titik dimana terjadi kombinasi tidak sempurna yang memiliki suhu rendah.
                Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum adalah:
1.       Kesalahan penggunaan termometer. Praktikan masih melakukan kesalahan dalam menggunakan termometer sehingga suhu yang diamati kurang stabil dan kurang maksimal.
2.       Kebersihan alat. Kurang bersihnya alat pada saat praktikum sangat berpengaruh terhadap hasil pengamatan yang didapat. Kebersihan alat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi pada larutan yang diamati. Sehingga, jika alat kurang bersih, laju reaksi bisa terganggu bahkan tidak bereaksi.
3.       Penggunaan filler. Praktikan masih belum mengetahui cara menggunakan filler dengan benar. Kesalahan penggunaan filler ini menghambat kerja praktikan pada percobaan stoikiometri.
Terlepas dari kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum, praktikan mengetahui cara untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut. Cara untuk mengatasi kesalahan-kesalahan pada saat praktikum adalah dengan cara:
1.       Dalam penggunaan termometer, agar mendapat hasil yang tepat praktikan harus menggunakan tali kasur yang diikatkan diujung termometer karena jika tidak, suhu badan akan mempengaruhi termometer sehingga dapat terjadi kesalahan pengukuran pada suhu larutan yang diamati.
2.       Membersihkan alat sebelum dan sesudah menggunakannya. Alat yang bersih dapat membantu praktikan untuk mendapat hasil pengamatan yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan pada percobaan.
3.       Mengetahui cara menggunakan alat yang akan digunakan terlebih dahulu agar pada saat praktikum praktikan tidak membuang-buang waktu dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.
Aplikasi di bidang pangan stoikiometri adalah pada proses pembuatan larutan untuk pengujian produk pangan, untuk mengetahui tekanan suhu dalam suatu produk, untuk mengetahui dan menentukan kadar molaritas dalam bidang pangan, untuk menentukan normalitas dalam bidang pangan, untuk menentukan fraksi mol dalam peracikan kadar bahan pangan, dll.
KESIMPULAN

                Berdasarkan hasil percobaan stoikiometri pada saat praktikum, dapat disimpulkan bahwa larutan terbaik yang mencapai kombinasi sempurna atau mencapai stoikiometri adalah larutan yang mencapai titik maksimum. Larutan tersebut adalah larutan terbaik dalam peracikan suatu bahan pangan. 
 

My Corner Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang