RESIN PENUKAR ION
ERNALIA
ROSITA
133020175
Jurusan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Resin penukar ion merupakan
salah satu metode pemisahan menurut perubahan kimia. Resin penukar ion ada dua
macam yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Jika disebut resin
penukar kation maka kation yang terikat pada resin akan digantikan oleh kation
pada larutan yang dilewatkan. Begitupun resin akan digantikan oleh anion pada
larutan yang dilewatkan. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
ion-ion yang dapat dipertukarkan dari senyaa hidrokarbon terpolimerisasi serta
untuk mengetahui karakteristik dan kemampuan dari zat penukar ion tersebut.
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pengikatan ion-ion baik ion
positif maupun ion negatif oleh resin dengan reaksi: Resin Kation: MX(aq)
+ Res-H → HX(aq) + Res-M dan Resin Anion: HX(aq) + Res-OH
→ H2O(aq) + Res-X. Berdasarkan hasil pengamatan resin
kation AgNO3 menghasilkan influen agak keruh dan efluen bening
sedangkan resin anion Fe2+ menghasilkan influen merah bening dan
efluen bening.
Key words: Resin Penukar Ion, Tujuan Percobaan, Prinsip
Percobaan, Hasil Pengamatan.
PENDAHULUAN
Resin penukar ion merupakan
salah satu metode pemisahan menurut perubahan kimia. Resin penukar ion ada dua
macam yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Jika disebut resin
penukar kation maka kation yang terikat pada resin akan digantikan oleh kation
pada larutan yang dilewatkan. Begitupun resin akan digantikan oleh anion pada
larutan yang dilewatkan.
Ada dua macam resin penukar ion,
yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation akan
mengambil kation dari larutan, sedangkan resin penukar anion akan mengambil
anionnya. Jika resin penukar kation dituliskan Res-H dan resin anion ditulis
Res-OH, maka apabila kita lewatkan larutan garam MX kedalam kolom berisi
campuran resin penukar kation dan anion akan terjadi reaksi pertukaran.
Resin
adalah zat polimer buatan atau alami, dapat berupa padatan atau semi padatan
antara lain resin melamin dan resin amino. Resin didalam kolom akan rusak jika
tidak terendam larutan atau air. Perlu diketahui bahawa air murni yang
digunakan di laboratorium ini bukan aquadest (air suling) melainkan aqua
demineralisasi (aqua-dm) yaitu air yang bebas dari anion. Air ini diperoleh
dengan cara mengalirkan air kran melalui resin penukar ion sehingga bebas dari
ion-ion.
Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui ion-ion yang dapat dipertukarkan
dari senyaa hidrokarbon terpolimerisasi serta untuk mengetahui karakteristik
dan kemampuan dari zat penukar ion tersebut.
Prinsip
dari percobaan ini adalah berdasarkan pengikatan ion-ion baik ion positif maupun
ion negatif oleh resin dengan reaksi:
Resin
Kation: MX(aq) + Res-H → HX(aq) + Res-M
Resin Anion : HX(aq)
+ Res-OH → H2O(aq) + Res-X
METODOLOGI
Bahan
dan Alat
Bahan yang digunakan pada
percobaan resin penukar ion adalah AgNO3 dan Fe2+.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan resin penukar ion adalah kolom, klem,
statif, dan gelas kimia.
Metode
Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Berdasarkan
hasil percobaan resin penukar ion, didapatkan hasil:
Resin
Kation (Resin Penukar Anion)
|
Resin
Anion (Resin Penukar Kation)
|
Warna
Influen
→ Agak Keruh
Efluen
→ Bening
|
Warna
Influen
→ Merah Bening
Efluen
→ Bening
|
Reaksi
AgNO3
+ NaCl → AgCl + NaNO3
|
Reaksi
Fe2+
+ 2KSCN → Fe(SCN)2 + 2K+
|
(Sumber: Ernalia Rosita, 133020175, Meja 11, Kelompok G,
2013)
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan
didapatkan hasil pada resin kation influennya agak keruh dan efluennya menjadi
bening dengan reaksi AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3.
Sedangkan pada resin anion influennya merah bening dan efluennya bening dengan
reaksi AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3.
Faktor kesalahan yang dapat
terjadi pada resin penukar ion yaitu resin tersebut sudah tidak layak pakai
atau jenuh, resin tersebut tidak lembab karena sebelumnya tidak diberi air, glass woll kotor dan kurangnya glass woll.
Influen adalah larutan yang
dimasukkan kedalam kolom. Sedangkan efluen adalah larutan yang dikeluarkan dari
kolom. Efluen mempunyai arti lain yaitu fasa bergerak yang menyebabkan elusi.
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan
umumnya terdiri atas pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Dalam hal ini, pembilang adalah jumlah kejadian
yang sedang diukur sedangkan penyebut adalah besarnya populasi yang beresiko
menjadi sasaran kejadian tersebut. Indikator befungsi sebagai acuan pengambilan harga yang dapat
memberikan hasil yang maksimal, pengukur dan juga berfungsi untuk memprediksi
arah.
Resin penukar ion adalah salah
satu metoda pemisahan menurut perubahan kimia. Resin penukar ion juga mempunyai
definisi suatu polimer organik yang mengandung gugus-gugus bermuatan yang
terikat secara kovalen yang dapat berinteraksi secara elektrostatik dengan
ion-ion gerak yang tandanya berlawanan.
Mekanisme pertukaran ion dalam
suatu resin meskipun non kristalisasi adalah sangat mirip dengan pertukaran
ion-ion kisi kristal. Pertukaran ion dengan resin ini terjadi pada keseluruhan
gel dari resin dan tidak hanya terbatas pada efek permukaan. Pada resin penukar
anion, pertukaran terjadi akibat absorpsi kovalen yang asam. Jika penukar anion
tersebut adalah poliamin, kandungan amina resin tersebut adalah ukuran
kapasitas total pertukaran. Dalam proses pertukaran ion apabila elektrolit
terjadi kontak langsung dengan resin penukar ion akan terjadi pertukaran secara
stoikiometri, yaitu sejumlah ion-ion yang dipertukarkan dengan ion-ion yang
muatannya sama, akan dipertukarkan dengan ion-ion yang muatannya sama pula
dengan jumlah yang tentunya sebanding.
Ketika resin yang terdapat dalam
resin penukar ion telah jenuh, maka kita dapat melakukan regenerasi resin
dengan cara:
1. Menambahkan asam sulfat (H2SO4)
atau asam klorida (HCl) pada resin kation
2. Menambahkan kaostik soda (NaOH) pada resin anion
Resin
kation akan di aktifkan menggunakan larutan HCl atau H2SO4 yang
berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan sistem ini
juga menurunkan pH air yang diproses (<4) Umur media mencapai 10– 12 bulan
(tergantung influent) dengan cara:
1.
Backwash
Dilakukan sebelum proses regenerasi.
2. Regenerasi
Proses
ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai dengan
melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH naik
(>4), alkaliniti dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi
Dilakukan
bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.
4. Pembilasan
Dilakukan
setelah 3 proses diatas selesai.
Resin
anion akan di aktifkan menggunakan larutan NaoH yang berfungsi menurunkan total
alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan sistem ini juga menaikkan pH air yang
diproses (>10). Umur media mencapai 10– 12 bulan (tergantung influent)
dengan cara:
1. Backwash
Dilakukan
sebelum proses regenerasi
2. Regenerasi
Proses
ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai dengan
melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH turun
(<9), alkaliniti dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3. Sanitasi
Dilakukan
bila hasil analisa mikro tidak masuk standar.
4. Pembilasan
Dilakukan
setelah 3 proses diatas selesai.
Aplikasi
di bidang pangan dari resin penukar ion adalah digunakan dalam proses pembuatan
air demineralisasi, analisis kesadahan air dan juga dapat digunakan dalam
metode pemisahan pemekatan suatu bahan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan didapatkan hasil pada resin kation influennya agak keruh dan
efluennya menjadi bening dengan reaksi AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3.
Sedangkan pada resin anion influennya merah bening dan efluennya bening dengan
reaksi AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3. Resin penukar ion
dapat diregenerasi dengan 2 cara yaitu Menambahkan
asam sulfat (H2SO4) atau asam klorida (HCl) pada resin
kation dan menambahkan kaostik soda (NaOH) pada resin anion.
0 komentar:
Posting Komentar