STOIKIOMETRI
ERNALIA ROSITA
133020175
Jurusan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Stoikiometri
berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur)
dan metrein
(mengukur). Stoikiometri berarti
mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom ion, molekul yang
terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia.
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif
dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia)
yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain
itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan
mempelajari stoikiometri. Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan metode
Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan
kuantitas molar totalnya sama. Tapi masing-masing kuantitas pereaksi
berubah-ubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti: massa, volume,
suhu dan daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan
harga sifat fisika dari sistem ini dappat digunakan untuk meramalkan
stoikiometri sistem.
Keywords:
Stoikiometri, reaksi kimia, variasi kontinyu, tujuan percobaan, prinsip
percobaan.
PENDAHULUAN
Stoikiometri berasal dari
bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur)
dan metrein (mengukur).
Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom
ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi
kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia)
yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Stoikiometri
beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB
atau metode Variasi Kontinyu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan
terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya
sama.
Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan hasil reaksi
kimia dari percobaan selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan
rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri.
Prinsip dari percobaan ini
adalah berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan
sederet pengamatan kuantitas molar totalnya sama. Tapi masing-masing kuantitas
pereaksi berubah-ubah. Salah satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti:
massa, volume, suhu dan daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi
berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dappat digunakan untuk
meramalkan stoikiometri sistem.
METODOLOGI
A.
Alat Percobaan
Alat
- alat yang digunakan pada percobaan stoikiometri adalah gelas kimia,
termometer, pipet seukuran dan filler.
B.
Bahan Percobaan
Bahan
yang digunakan pada percobaan stoikiometri adalah NaOH 1 M, CuSO4 1
M dan CH3COOH 1 M.
C.
Metode Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel
1. Hasil Pengamatan Variasi Kontinyu Sistem NaOH + CH3COOH
NaOH
1 M
|
CH3COOH 1 M
|
TA
|
TM
|
T
|
mmol NaOH
|
mmol CH3COOH
|
mmol NaOH : mmol CH3COOH
|
5 ml
|
25 ml
|
27oC
|
28oC
|
1oC
|
5 mmol
|
25 mmol
|
0,2
|
10 ml
|
20 ml
|
26,5 oC
|
29oC
|
2,5oC
|
10 mmol
|
20 mmol
|
0,5
|
15 ml
|
15 ml
|
26,25oC
|
29oC
|
2,75oC
|
15 mmol
|
15 mmol
|
1
|
20 ml
|
10 ml
|
25,5oC
|
28oC
|
2,5oC
|
20 mmol
|
10 mmol
|
2
|
25 ml
|
5 ml
|
26oC
|
27oC
|
1oC
|
25 mmol
|
5 mmol
|
5
|
Tabel 2. Hasil Pengamatan Variasi
Kontinyu Sistem NaOH + CuSO4
NaOH
1 M
|
CuSO4
1 M
|
TA
|
TM
|
T
|
mmol NaOH
|
mmol CuSO4
|
mmol NaOH : mmol CuSO4
|
5 ml
|
25 ml
|
25,75oC
|
28oC
|
2,25oC
|
5 mmol
|
25 mmol
|
0,2
|
10 ml
|
20 ml
|
26,25oC
|
29oC
|
2,75oC
|
10 mmol
|
20 mmol
|
0,5
|
15 ml
|
15 ml
|
26,25oC
|
29,5oC
|
3,25oC
|
15 mmol
|
15 mmol
|
1
|
20 ml
|
10 ml
|
26,5oC
|
29oC
|
2,5oC
|
20 mmol
|
10 mmol
|
2
|
25 ml
|
5 ml
|
25,75oC
|
28oC
|
2,25oC
|
25 mmol
|
5 mmol
|
5
|
(Sumber: Ernalia Rosita, 133020175,
Meja 11, Kelompok G, 2013)
B. Pembahasan
Berdasarkan
hasil percobaan stoikiometri yang dilakukan, ada dua variasi kontinyu sistem
yang diamati yaitu variasi kontinyu sistem NaOH + CH3COOH dan
variasi kontinyu sistem NaOH + CuSO4. Pada variasi kontinyu sistem
NaOH + CH3COOH didapatkan larutan yang mencapai titik maksimum yaitu
pada larutan 15 ml NaOH + 15 ml CH3COOH dengan titik maksimum (1 :
2,75). Sedangkan titik minimum sistem tersebut terdapat pada larutan 5 ml NaOH
+ 25 ml CH3COOH dan 25 ml NaOH + 5 ml CH3COOH dengan
titik minimum (0,2 : 1) dan (5 : 1). Selanjutnya, variasi kontinyu sistem NaOH
+ CuSO4. Pada variasi kontinyu sistem NaOH + CuSO4 didapatkan
larutan yang mencapai titik maksimum yaitu pada larutan 15 ml NaOH + 15 ml CuSO4
dengan titik maksimum (1 : 3,25). Sedangkan titik minimum sistem tersebut
terdapat pada larutan 5 ml NaOH + 25 ml CuSO4 dan 25 ml NaOH + 5 ml
CuSO4 dengan titik minimum (0,2 : 2,25) dan (5 : 2,25).
Stoikiometri berasal dari
bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur)
dan metrein (mengukur).
Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel atom
ion, molekul yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi
kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia)
yang didasarkan pada hukum-hukum dasar dan persamaan reaksi. Stoikiometri
beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB
atau metode Variasi Kontinyu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan
terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya
sama.
Molaritas adalah banyaknya zat terlarut
(dalam mol) per liter
larutan. Molaritas dapat
|
diperlakukan sebagai faktor konversi
antara volume larutan dan banyaknya zat terlarut. Molaritas sebagai faktor
konversi dapat diaplikasikan pada larutan individual, pada larutan yang
dicampur atau diencerkan dengan menambah
lebih banyak pelarut (Petrucci dkk, 2011). Molaritas, sistem konsentrasi ini
didasarkan pada volum larutan dan dengan demikian cocok untuk digunakan dalam
prosedur-prosedur laboratorium yang volume larutan merupakan jumlah yang
diukur. Batasannya adalah sebagai berikut: Molaritas = jumlah mol solut per
liter larutan, dengan rumus:
Molalitas adalah konsentrasi
yang menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut. Kemolalan tidak
tergantung pada temperatur dan digunakan dalam bidang kimia fisik terutama
untuk sifat koligatif larutan dengan rumus:
|
Bila g gram zat terlarut dilarutkan
dalam p gram zat pelarut dengan massa rumus relatif (Mr), maka molalitas dapat
juga dirumuskan menjadi:
Normalitas yang bernotasi (N) adalah
satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung
sebuah larutan. Normalitas didefinisikan sebagai banyaknya zat dalam gram
ekivalen dalam satu liter larutan. Secara sederhana gram ekivalen adalah jumlah
gram zat untuk mendapat satu muatan dengan rumus:
|
Dalam stoikiometri dikenal titik
maksimum dan titik minimum. Yang dimaksud dengan titik maksimum adalah titik
dimana terjadi kombinasi sempurna dengan parameter suhu. Sedangkan titik
minimum adalah titik dimana terjadi kombinasi tidak sempurna yang memiliki suhu
rendah.
Faktor kesalahan yang dapat
terjadi pada saat praktikum adalah:
1.
Kesalahan penggunaan termometer.
Praktikan masih melakukan kesalahan dalam menggunakan termometer sehingga suhu
yang diamati kurang stabil dan kurang maksimal.
2.
Kebersihan alat. Kurang
bersihnya alat pada saat praktikum sangat berpengaruh terhadap hasil pengamatan
yang didapat. Kebersihan alat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi pada
larutan yang diamati. Sehingga, jika alat kurang bersih, laju reaksi bisa
terganggu bahkan tidak bereaksi.
3. Penggunaan
filler. Praktikan masih belum
mengetahui cara menggunakan filler
dengan benar. Kesalahan penggunaan filler
ini menghambat kerja praktikan pada percobaan stoikiometri.
Terlepas dari kesalahan yang
dapat terjadi pada saat praktikum, praktikan mengetahui cara untuk mengatasi
kesalahan-kesalahan tersebut. Cara untuk mengatasi kesalahan-kesalahan pada
saat praktikum adalah dengan cara:
1.
Dalam penggunaan termometer, agar
mendapat hasil yang
tepat praktikan harus menggunakan tali kasur yang diikatkan diujung termometer
karena jika tidak, suhu badan akan mempengaruhi termometer sehingga dapat
terjadi kesalahan pengukuran pada suhu larutan yang diamati.
2.
Membersihkan alat sebelum dan
sesudah menggunakannya. Alat yang bersih dapat membantu praktikan untuk
mendapat hasil pengamatan yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan pada
percobaan.
3.
Mengetahui cara menggunakan
alat yang akan digunakan terlebih dahulu agar pada saat praktikum praktikan
tidak membuang-buang waktu dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.
Aplikasi di bidang pangan
stoikiometri adalah pada proses pembuatan larutan untuk pengujian produk
pangan, untuk mengetahui tekanan suhu dalam suatu produk, untuk mengetahui dan
menentukan kadar molaritas dalam bidang pangan, untuk menentukan normalitas
dalam bidang pangan, untuk menentukan fraksi mol dalam peracikan kadar bahan
pangan, dll.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan
stoikiometri pada saat praktikum, dapat disimpulkan bahwa larutan terbaik yang
mencapai kombinasi sempurna atau mencapai stoikiometri adalah larutan yang
mencapai titik maksimum. Larutan tersebut adalah larutan terbaik dalam
peracikan suatu bahan pangan.