Happy New Year! 1
January 2017. Akhirnya ada kemauan nulis sambil begadang tahun baruan. First
time talking (tbe writing) about my private matters in my blog, especially talking
about my friendship. I don’t know darimana datangnya semangat buat nulis ini, maybe
because I miss them? Iyasih kayanya. And also, kayanya efek habis ngacak-ngacak
folder foto zaman muda, culun, dan usang (yaelah usang). So, today I want to
talk about my childhood friends (puberty friends or whatever) dan beberapa
kenangan bersama mereka.
First,
let me introduce my four-handsome-friends (iya handsome kok asli). We were in a
group of five, called “KABEH DULUR” aka SEMUA SAUDARA. We decided to use that
name as our group name maybe because we really feel like siblings in real life.
At least from my perspective. Sesuai gambar diatas, jadi ada yang namanya
Abdul, Gugun, Tegar, Yuda, dan Ernalia. Sebenarnya masih banyak, tapi mungkin cuma
kita yang masih tersisa, lol.
Flashback
ke masa lalu bersama mereka. Jadi awalnya gini, kita sebenernya gak bener-bener
temenan dari masih bocah, apalagi masih balita, atau batita. Kita mulai temenan
dari SMP karena masuk SMP yang sama. Masuk SMP yang sama, awalnya kita sama
sama enggak kenal, kecuali si Yuda sama Gugun karena mereka sodaraan. Di SMP
pun kita engga semuanya sekelas, tapi gak sekelas bukan berarti gak bisa kenal
kan? Oke jadi panjaaaaang pokoknya ceritanya sampai akhirnya kita kenal satu
sama lain. Ngerasa nyambung dan rame kalo ngobrol akhirnya kita temenan deket,
pas kelas 7. Karena kita suka bareng-bareng terus akhirnya kita juga mulai main
bareng. Dan aku inget, tempat main pertama kita adalah….. STADION SI JALAK
HARUPAT. Asli.
Main
pertama di Stadion
Fix! Keputusan main pertama
adalah ke Stadion. Entah kenapa harus main ke Stadion? Kenapa? Gak kepikir
juga. Yang jelas, mungkin karena Stadion itu deketan sama daerah kita, dan
jaraknya enak buat motor-motoran. Pas pertama kesana, kita langsung
video-videoan ala pemain Persib. Ih iya kita tuh suka Persib banget ya? Banget
banget? Wkwk. Entahlah, waktu itu kita diperbolehin masuk Stadion, karena emang
lagi enggak dipake. Kalo sekarang mungkin enggak boleh ya. Daaaan, langsung deh
narsis-narsisan disana. Dan hey, this is our first photo as a full group (5
members)
Hahaha
Ya Allah. Dul, Gar, Yud, Gun, apabila ada salah satu dari kalian yang baca blog
ini ingatkah kalian? This is legendary. Kita sama sekali enggak difotoin orang!
Tanpa tripod. Hanya modal ember yang ada disana, kita cuma simpen hape yang
ditimer diatas ember dan lari sekenceng-kencengnya buat bergaya. Dan cklek! Ini
hasilnya. Satu kali langsung jadi. Walaupun gayanya pada gak jelas. [NOTE:
THOSE BLUE THING IN THE BOTTOM OF THE PHOTO IS EMBERRRRRR]. Thanks Ember! You
made our day.
Les
bareng
Gini-gini ternyata kita kerjaannya gak cuma main
aja. Meskipun abis les emang langsung main. Pokoknya, we still educate
ourselves outside school. Tiap hari berangkat-pergi bareng pake motor,
segerombol. Gak boncengan tiga kok sumpah. Karena les ini pulangnya sekitar jam
17.00an, dan waktu itu bulan puasa, akhirnya hamper tiap hari kita buka bersama
bareng. Mostly, kita makan bakso, dan gorengan. Engga sehat banget kan ya?
Wkwk.
Kenangan yang gak
terlupakan lainnya pas zaman les adalah kecelakaan sama si Tegar. Jadi kita
adalah korban tabrak lari. Meskipun bukan kecelakaan besar tapi efeknya bikin
trauma juga sampe sekarang (especially for me). Dengan stang motor yang
bengkok, tangan kanan yang sama-sama sakit dan bengkak, dan gak ada yang
nolong, akhirnya kita hanya bisa pasrah terdiam di pinggir jalan. Kalo dipikir-pikir
sedih pisan karena gak ada yang nolong sampe akhirnya pasrah ngedorong motor
(?) dan jalan kaki. Poor kids.
Jambu terkutuk
Pernahkah
kalian nyolong buah dari pohon orang? Kalau pernah berarti masa kecil anda terselamatkan.
Eh….. gak gitu juga sih. Anak kecil gak
boleh nyolong.
Buanyak banget
foto kita, dan entah kenapa foto ini mengundang cerita. Jadi ini adalah
muka-muka kita sebelum nyolong jambu. Aduh, meni difoto dulu. Godaan jambu pun
dimulai. Jambu itu seakan-akan melambai-lambai meminta kita menghampirinya.
Sungguh ih asli jambu itu menggoda. Apa sih yang gak menggoda kalo lagi bokek
dan laper? Akhirnya kita pun menghampirinya, memetik 1 hingga 2, 2 hingga 3, 3
hingga 4, ya begitulah selanjutnya. Tapi kok? Eh? Ada apa? Kenapa? Siapa yang
muntah-muntahin jambu pada akhirnya? Wwkwk. Disinilah dimulai kutukan Tuhan.
Jambunya ternyata hampir semua belatungan, dan kemakan. Yaudah da udah dimakan.
Nilai moral dari cerita ini adalah janganlah seenaknya ngambil jambu orang
tanpa diketahui pemiliknya.
TOO MUCH PHOTOS AND THEIR OWN STORIES. TOO MUCH ALAY PHOTOS TOO SO IT’S
A BIT DANGEROUS. FOR OUR DIGNITY, I REFUSE TO SHARE THEM ALL EXCEPT FOR THOSE 3. LOL.
SEE YOU IN PART 2~